SELAMAT DATANG di Blog Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Polewali Mandar TANGGAP-TANGKAS-TANGGUH

Berita Terkini

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat Jl. Pameran Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali, Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat
Loading...

Senin, 25 Februari 2019

Waspada dan Siaga dengan Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan


BMKG, JAKARTA (21/2)- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau periode kemarau pertama akan dialami di Pesisir Sumatera bagian Tengah dan Kalimantan bagian Barat, serta adanya potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan di sepuluh hari pertama pada bulan Februari, menunjukkan curah hujan kategori rendah yang tampak di sebagian besar Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Riau, sebagian Kalimantan Utara dan Timur, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Tengah.
Peta analisis hari tanpa hujan berurutan di wilayah Sumatera menunjukkan beberapa tempat di pesisir timur Aceh, Sumatera Utara, dan Riau terindikasi mengalami hari kering berurutan 6 - 20 hari (kategori pendek dan menengah). Di Riau, hari tanpa hujan kategori panjang (21 - 30 hari) telah terjadi di Rangsang, Rangsang Pesisir dan daerah Tebing Tinggi.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, menjelaskan jika selama sepuluh hari kedua pada bulan Februari 2019, wilayah subsiden/kering mendominasi wilayah Indonesia hingga sepuluh hari terakhir di bulan Februari 2019, yang ditengarai sebagai MJO (Madden Julian Oscillation/massa udara basah) fase kering.
Kondisi ini, tambahnya, akan menyebabkan proses konvektif (penguapan) dan pembentukan awan hujan terhambat. "Kondisi kurang hujan di wilayah-wilayah tersebut didukung oleh kondisi troposfer bagian tengah yang didominasi kelembaban udara yang relative rendah. Ini sesuai dengan peta prediksi spasial anomali radiasi balik matahari gelombang panjang (OLR)," lanjutnya.
Herizal mengutarakan Dampak dari kemarau pertama adanya peningkatan jumlah titik api (hotspot) pada dua pekan terakhir ini di berapa wilayah. Sebagaimana terpantau oleh BMKG, daerah yang cukup signifikan berada di Riau (80 titik dari 24 titik pada pekan sebelumnya) dan Kalimantan Timur (7 titik).
Dari pengamatan Stasiun Klimatologi Tambang, Riau, kondisi curah hujan bawah normal terdeteksi di wilayah pesisir timur telah berlangsung sejak awal Februari 2019.
Herizal menambahkan Kondisi kering ini akan berpotensi memudahkan terjadinya hotspot yang dapat memicu kejadian kebakaran hutan dan lahan, yang akhirnya dapat menimbulkan asap dan penurunan kualitas udara.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memantau adanya penurunan kualitas udara berdasarkan Indek Standar Pencemaran Udara dan menunjukkan TIDAK SEHAT di daerah Rokan Hilir pada hari Senin, 12 Februari 2019 pukul 09.00 WIB, sementara daerah lain terindikasi pada ISPU SEDANG. Pengamatan jarak pandang mendatar (visibilitymaksimum) terlaporkan masih dalam kisaran 2 - 5 km.
Berdasarkan posisi daerahnya, Pesisir Barat Sumatera, Sumatera bagian Tengah, Kalimantan Barat dan Tengah, Sulawesi bagian Tengah dan sebagian Tenggara, dan sebagian Papua bagian Utara yang dekat dengan garis khatulistiwa, memiliki karakter musim yang berbeda dengan wilayah lainnya di Indonesia. Karakter musim itu ditandai adanya dua kali puncak hujan dan puncak kemarau dalam setahun. Kondisi ini berlangsung di bulan Februari, sementara kemarau kedua berlangsung mulai Juni hingga Agustus.
Herizal mengimbau kepada Pemerintah Daerah, Instansi terkait, dan masyarakat luas pada umumnya di wilayah terdampak untuk terus waspada dan siap siaga terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan, bahaya polusi udara dan asap, potensi kekeringan lahan dan kekurangan air bersih dan terus mengikuti pembaharuan informasi.
Bagian Hubungan Masyarakat
Biro Hukum dan Organisasi

Rabu, 13 Februari 2019

Perkembangan Kondisi Cuaca Indonesia Terkini


BMKG menganalisis bahwa saat ini ENSO (El Nino Southern Oscillation, status: lemah) dan IOD (Indian Ocean Dipole, status: netral) tidak cukup signifikan mengurangi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. MJO (Madden Julian Oscillation) fase kering diperkirakan akan aktif dan kurang berkontribusi pada pembentukan awan khususnya di wilayah Indonesia bagian barat hingga dua minggu ke depan.

Nilai Anomali Suhu Muka Laut di sebagian wilayah Perairan Indonesia selama bulan Februari diperkirakan lebih hangat dari normalnya, kondisi ini cukup berkontribusi terhadap penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia. Sirkulasi tekanan rendah di wilayah Australia bagian utara mengakibatkan terbentuknya daerah pertemuan angin di sekitar Maluku dan Papua yang mengakibatkan peningkatan potensi pembentukan awan hujan.

Prediksi curah hujan pada bulan Februari 2019 menunjukkan bahwa curah hujan tinggi berpeluang terjadi di:

  - Sebagian Aceh
  - Bengkulu
  - Lampung
  - Banten
  - Jawa Barat
  - Jawa Tengah
  - Jawa Timur
  - D.I. Yogyakarta
  - Kalimantan Barat
  - Kalimantan Tengah
  - Sulawesi Tengah
  - Sulawesi Selatan
  - Sulawesi Tenggara
  - Maluku
  - Papua Barat
  - Papua

Potensi curah hujan tinggi ini seiring dengan prediksi puncak musim hujan di akhir Januari hingga Februari 2019 di wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Sedangkan potensi hujan sedang - lebat masih berpeluang terjadi pada tanggal 31 Januari – 07 Februari 2019 di:

  - Aceh
  - Sumatera Utara
  - Sumatera Barat
  - Riau
  - Jambi
  - Bengkulu
  - Sumatera Selatan
  - Lampung
  - Jawa Barat
  - Jawa Tengah
  - D.I. Yogyakarta
  - Jawa Timur
  - Bali
  - Nusa Tenggara Barat
  - Nusa Tenggara Timur
  - Kalimantan Barat
  - Kalimantan Tengah
  - Kalimantan Timur
  - Kalimantan Utara
  - Sulawesi Utara
  - Gorontalo
  - Sulawesi Barat
  - Sulawesi Tengah
  - Sulawesi Selatan
  - Sulawesi Tenggara
  - Maluku
  - Maluku Utara
  - Papua Barat
  - Papua

Waspadai potensi kejadian gelombang tinggi (2.5 - 4.0 m) di perairan:

  - Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTB
  - Laut Natuna Utara
  - Perairan Kep. Babar - Kep. Tanimbar
  - Perairan Kep. Kei - Aru
  - Laut Arafuru
  - Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud
  - Laut Maluku Bagian Utara
  - Perairan Kep. Halmahera
  - Laut Halmahera
  - Perairan Utara Papua Barat Hingga Papua
  - Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua
  - Perairan Yos Sudarso

Secara umum, masyarakat diimbau agar tetap:

  - Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
  - Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.
  - Memperhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran dan aktivitas di pesisir.
  - Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG senantiasa membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui:

  - call center 021-4246321;
  - http://www.bmkg.go.id;
  - follow twitter @infobmkg;
  - aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
  - atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Jakarta, 31 Januari 2019

Kepala BMKG
Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.
 http://www.bmkg.go.id